Pelepasan Massal Nyamuk di Tempat Wisata Bali Ditunda Hingga Studi Baru Selesai





Bagikan Artikelnya



Pj Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya telah memberikan informasi lebih lanjut mengenai pelepasan nyamuk Wolbachia di Bali.





Program Nyamuk Dunia berencana melepaskan puluhan ribu nyamuk di Denpasar dan Buleleng, namun misi tersebut ditunda hingga waktu yang belum ditentukan.





Dua nyamuk di lengan saat matahari terbenam.jpg

Pj Gubernur Bali telah berbicara kepada masyarakat terkait penundaan pelepasan nyamuk Wolbachia secara massal di pulau tersebut.





Proyek yang dikelola oleh Program Nyamuk Dunia ini didirikan untuk membantu mengurangi jumlah kasus demam berdarah di pulau tersebut. Organisasi ini juga bekerja di Jogjakarta.





Penjabat Gubernur Mahendra Jaya menyatakan bahwa diperlukan lebih banyak sosialisasi dan komunikasi sebelum proyek dapat dilaksanakan.





Katanya, “Kita perlu sosialisasi. Ada perlawanan dari masyarakat, kami tidak ingin masyarakat terpecah belah. Ada pro dan kontra, lebih baik kita tunda dulu.”





[embed]https://www.youtube.com/watch?v=GKVikYJOjis[/embed]



Sekretaris Daerah Provinsi Bali pun dibenarkan Dewa Made Indra, pihaknya kini menunggu proses kajian yang dilakukan Kementerian Kesehatan RI.





Indra mengatakan, “Ini termasuk bioteknologi yang artinya bagus untuk menurunkan kasus demam berdarah di Kota Denpasar yang cukup tinggi. Satu-satunya permasalahan adalah belum adanya kajian komprehensif mengenai penggunaan Wolbachia (nyamuk), apalagi dengan adanya pertanyaan dari masyarakat.”





Ia memastikan Kementerian Kesehatan kini akan menyelidiki kelayakan program Wolbachia di Bali.





Program Nyamuk Dunia menyatakan di situs webnya, “Program Nyamuk Dunia telah menerima persetujuan peraturan dari badan pemerintah terkait di semua negara tempat kami melepaskan nyamuk ber-Wolbachia. Selain itu, kami tidak akan melepaskan nyamuk ber-Wolbachia tanpa dukungan masyarakat.”









Meski demikian, Kementerian Kesehatan kini akan melakukan penelitian lebih lanjut berdasarkan kekhawatiran yang disampaikan warga dan wisatawan.





Indra menambahkan “Kajian Kementerian Kesehatan akan mencakup seberapa besar pengaruh program nyamuk Wolbachia dalam menurunkan kasus demam berdarah dan seberapa besar peluang program ini benar-benar menimbulkan penyakit baru.”





“Apakah demam berdarah akan berkurang, tapi apakah akan menimbulkan penyakit lain? Untuk menjawabnya, tentu sains akan menjawabnya.”





Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, mengatakan kepada wartawan bahwa ia juga akan menunggu laporan dari Kementerian Kesehatan sebelum memberikan dukungannya terhadap pelepasan nyamuk Wolbachia lebih lanjut.





Ia menjelaskan, “Kami mendapat banyak masukan dari masyarakat sehingga rencana (penyebaran nyamuk Wolbachia) ditunda.”









“Kami belum melaksanakannya sebelum benar-benar mendapat rekomendasi dari Kementerian Kesehatan. Nanti akan dilaksanakan jika ada rekomendasi dari Kementerian Kesehatan.”





Data baru tim medis di Kabupaten Tabanan Bali menunjukkan kasus DBD melonjak.





Data menunjukkan, pada tahun 2022 terdapat 366 kasus demam berdarah yang dicatat oleh rumah sakit di wilayah tersebut, namun pada 28 Oktober 2023 tercatat 595 kasus demam berdarah.





Close-Up-Of-IV-Drip-Di-Rumah Sakit-Dengan-Pasien-yang-Kabur-di-Latar Belakang

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Tabanan Anak Agung Ngurah Putra Wiradana mengatakan kepada wartawan, dirinya dan tim berupaya semaksimal mungkin untuk menjaga warga dan wisatawan tetap aman dari penyakit demam berdarah.





Ia menjelaskan, demam berdarah “merupakan penyakit endemik di Indonesia, penyakit yang terjadi setiap tahunnya. Upaya pencegahan yang kami lakukan, Dinas Kesehatan Tabanan melalui Puskesmas selalu melakukan promosi kesehatan untuk mencegah penyakit demam berdarah.”





“Salah satunya adalah fogging. Saat ini sedang dilakukan fogging di wilayah yang terdapat kasus positif demam berdarah.”





Petugas Kesehatan-Kabut-Nyamuk-Jauh-Di-Jalan-

Saat musim hujan tiba di Bali, risiko demam berdarah meningkat bagi semua orang di pulau tersebut.





Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, ada serangkaian langkah yang mudah diterapkan untuk membantu mengurangi risiko tertular demam berdarah selama berada di Bali.





Close-Up-Penerangan-Orang-Koil-Pengusir-Nyamuk-Untuk-Menghindari-Demam Berdarah

WHO merekomendasikan penggunaan pakaian longgar yang menutupi seluruh tubuh, menggunakan kelambu, dan menggunakan tirai jendela untuk membantu mencegah masuknya nyamuk.





Mereka juga merekomendasikan masyarakat untuk menggunakan obat nyamuk, khususnya DEET, Picaridin, atau IR3535, dan menggunakan obat nyamuk bakar atau alat penguap.










Next Post Previous Post