Kali Buaran

Kali Buaran adalah sungai yang mengalir di Kota Bekasi, Jawa Barat, dan sebelah timur Tempat Khusus Ibukota Jakarta, Indonesia. Sebelah hilir sungai ditampung di Banjir Kanal Timur yang meneruskan sampai bermuara di wilayah Marunda, Cilincing, Jakarta Utara. Sungai ini kerap mengakibatkan banjir di Kota Bekasi dan Jakarta.

Kali Buaran berhubungan dekat dengan Kali Cakung dan Kali Jatikramat. Ketiganya berkelok-kelok dateng dari Bekasi dan saling terhubung sampai muara di Teluk Jakarta di wilayah Marunda melalui Cakung Drain. Dahulu, ketiga sungai itu sumber air untuk persawahan, pun dapat diminum.

Semenjak tahun 1966, menurut info di situs sah Balai Besar Kawasan Sungai Citarum (www.bbwscitarum.com), Kali Buaran tergolong empat sungai yang dilintasi alur Saluran Tarum Barat atau yang lebih diketahui dengan nama Kalimalang. Kali Buaran dan Jati Kramat berada sekitar 5 meter di bawah saluran Kalimalang. Kalimalang melintang timur-barat melalui saluran yang didirikan khusus di atas alur Kali Buaran dan Jati Kramat.

Sampai sblm tahun 1990 warga bisa mandi dan berenang di Kali Buaran. Memasuki tahun 1993 areal persawahan di sekitar rumah penduduk mulai sirna, berganti dengan permukiman, terutama semenjak didirikan jalan layang yang mengaitkan Jalan Radjiman dengan Jalan Radin Inten II. Pembangunan jalan itu mengaitkan zona Duren Sawit dan Pulogadung. Sebab dket dengan zona industri Pulogadung, hunian di Kampung Warudoyong saat ini mkin padat. Rumah semipermanen pun bekembang di bantaran Kali Buaran. Semenjak itu pula, paras sungai itu menjadi dekil dan memiliki warna gelap.

Kali Buaran dan Kali Jati Kramat kerap luber dan mengakibatkan banjir. Pada tahun 2007 luapan Kali Buaran hampir-hampir merendam rel kereta di Stasiun Buaran yang berlokasi 5 meter di atas sungai. Riset evolusi lahan di DKI Jakarta oleh Pieter J Kunu dan H Lelolterry, dosen pertanian Universitas Pattimura, Ambon, memperlihatkan bahwa hal tersebut diakibatkan sebab pembangunan kota yang membikin 85 persen lahan di Jakarta kedap air, sehingga air permukaan tidak lagi bisa diserap tanah dan hasilnya berlangsung banjir. Jalan keluarnya ialah menambah badan air buatan untuk menampung air permukaan, yaitu Banjir Kanal Timur. Kanal ini memangkas Kali Cakung, Buaran, Jati Kramat, Sunter, dan Cipinang, merupakan upaya teknologi menyelesaikan banjir, menghadiahkan ruang bagi air di timur dan utara Jakarta. Semenjak terpotong kanal, aliran air kelima sungai yang berasal dari hulu saat ini bermuara di Kanal Timur. Sementara alur kelima sungai sesudah terpotong kanal dipakai sebagai drainase pembuangan dari saluran-saluran permukiman dan industri. Dengan terdapatnya Kanal Timur, terdapat bnyak permukiman terselamatkan dari banjir. Kanal Timur merubah wujud Kali Jati Kramat, sebab alur sungai ini tidak kelihatan lagi sesudah terpotong Kanal Timur, walaupun pada peta lama kelihatan tersambung ke Kali Buaran sepanjang nyaris 50 meter. Cuma alur Kali Buaran yang kelihatan tidak mengalami transformasi. Lebar alur sungai itu hampir-hampir sama, sblm atau juga setelah terpotong Kanal Timur, sampai alur itu bermuara di Cakung Drain.

Kali Buaran di Jakarta panjangnya 18,87 kilometer (11,73 mi), dengan Tempat Pengaliran Sungai (DPS) seluas 13 km². Curah hujan harian rata-rata sebanyak 158 mm, dan debit puncak 50 m³.

Sungai ini mengalir di kawasan barat laut pulau Jawa yang beriklim hutan hujan tropis (kode: Af berdasarkan pembagian iklim Köppen-Geiger). Temperatur rata-rata setahun sekitar 28 °C. Bulan paling panas adalah Sept, dengan temperatur rata-rata 31 °C, and paling dingin Mei, sekitar 26 °C. Curah hujan rata-rata tahunan adalah 3674 mm. Bulan dengan curah hujan paling tinggi adalah Desember, dengan rata-rata 456 mm, dan yang paling rendah Sept, rata-rata 87 mm.

Pada tahun 2016 dilaksanakan normalisasi Kali Buaran yang diawali dengan meratakan bangunan-bangunan liar di sepanjang bantaran sungai.

Map of rivers and canals in Jakarta 2012.jpg

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url