Sungai Renun
Sungai Renun (Lae Renun, Lawe Renun) adalah satu sungai di utara Sumatra, Indonesia, sekitar 1400 kilometer di barat laut ibu kota Jakarta.
Sungai Lae Renun terutama mengalir di Kabupaten Dairi yang mempunyai ketinggian rata-rata 700-1.250 m di atas permukaan laut. Di Kabupaten ini, Lae Renun terbentang dari kecamatan Parbuluan sampai Kecamatan Tanah Pinem yang setelah itu menuju Aceh Tenggara dengan panjang 120 kilometer, dengan asas sungai mempunyai ketinggian dari hulu 700 m di atas permukaan laut (DPL) dan di hilir ketinggian 400 m DPL.
Lae Renun yang mempunyai tebing yang dalam dan terjal dengan sungai yang berhulu di gunung atau bukit maka dari itu jeram dan air terjun menjadi bnyak pula. Lebar aliran sungai Lae Renun ini berbagai ukuran membuahkan Tipe jeramnya juga bermacam-macam, berawal dari yang berarus jinak sampai yang liar.
Debit air Lae Renun lumayan besar dan deras, hal tersebut disebabkan anak anak sungai menyatu ke aliran sungai Lae Renun.
Salah satu air terjun menjadi anak sungai Lae Renun adalah Lae Pandaroh yang acap kali memiliki warna merah darah, air terjun ini terdiri dari 7 tingkat. Tahapan pertama adalah di tepi jalan selebihnya berada di sepanjang aliran air terjun menuju sungai Lau Renun.
Sungai ini mengalir di kawasan utara pulau Sumatra yang beriklim hutan hujan tropis (kode: Af berdasarkan pembagian iklim Köppen-Geiger). Temperatur rata-rata setahun sekitar 22 °C. Bulan paling panas adalah Maret, dengan temperatur rata-rata 23 °C, and paling dingin Juli, sekitar 21 °C. Curah hujan rata-rata tahunan adalah 3119 mm. Bulan dengan curah hujan paling tinggi adalah Desember, dengan rata-rata 373 mm, dan yang paling rendah Juni, rata-rata 131 mm.
Masyarakat yang tinggal di pinggiran Lae Renun memanfaatkan sungai ini untuk pengairan ladang, perikanan, dan keperluan air minum terutama di dusun Maha Bunga, Nanggar Boang, Airlintah, Namonterrep, Kecamatan Tigalingga dan Tanah Pinem.
Saat menjelang kemarau masyarakat sekitar Lae Renun memasang Salir yaitu alat menangkap ikan di air deras yang terbuat dari jalinan bambu yang dipasangkan di tengah arus sungai, sebab ikan akan bergerak ke hilir saat menjelang musim kemarau.
Sungai Renun menjadi salah satu daerah wisata arung jeram (ratfing) terkenal di Sumatra Utara. Spot rekreasi arung jeram di kabupaten Dairi ini didukung oleh pelbagai aliran jeram dan bebatuan.
Saat ini sebagian air Lae Renun dialirkan ke Danau Toba bersama 11 anak sungainya (ditujukan untuk berbalik arah turbin Pembangkit listrik energi air (PLTA) Renun), Kabupaten Dairi menjadi kontributor air utama untuk danau terbesar di Asia Tenggara itu.
PLTA Renun didirikan di dusun Lae Rias Tor Nauli, salah satu dari 14 dusun di Desa Pegagan Julu IV, Kecamatan Sumbul, Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatra Utara, sekitar 3,5 jam berkendaraan dari Kota Medan. Sungai Renun dan sebelas sungai lain itu berada di wilayah Hutan Lindung Lae Pondom.
Jembatan Lae Renun sepanjang 25 meter didirikan di atas sungai Renun dan menjadi urat nadi urgent yang mengaitkan Kota Medan ke Sidikalang, Pakpak Bharat, dan Nangroe Aceh Darussalam (NAD). Jembatan yang mengaitkan kecamatan Sumbul dan kecamatan Sitinjo, Kabupaten Dairi itu keadaannya saat musim hujan amat rawan, sebab kerap berlangsung genangan air sampai setinggi 10 centimeter s/d 15 centimeter di pundak jembatan, sehingga kendaraan yang lewat tidak memiliki opsi harus melintasi genangan air di atas jembatan itu.
Banjir kerap akibat oleh Sungai Lae Renun, contohnya di Desa Renun, Kecamatan Tanah Pinem, Kabupaten Dairi, pada tanggal 14 Desember 2018 sekira pukul 03.00 WIB, yang mengakibatkan 25 unit rumah warga dan mesjid tergenang air, selain juga menetapkan jembatan gantung yang mengubungkan Desa Renun dan Lau Njuhar serta merusak 30 Ha tumbuhan jagung kepunyaan warga.
Koordinat: 3°04′54″N97°54′51″E / 3.0816°N 97.9142°E